WEBINAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
Pontianak, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni menyelenggarakan Webinar pada Rabu 9 September 2020 dan Sabtu tanggal 12 September 2020 dengan tema Pembelajaran Bahasa Inggris di Era Kebiasaan Baru. Ada lebih dari 394 peserta mengikuti kegiatan ini, terdiri dari Dosen, Guru, Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan baik dari lingkungan kampus IKIP PGRI Pontianak maupun dari luar kampus bahkan ada beberapa peserta dari luar dearah Kalimantan Barat. Adanya kegiatan ini didasari atas keprihatinan terhadap pandemi corona yang memacu dunia pendidikan seperti mendorong lebih banyak pemanfaatan teknologi informasi dalam aktifitas pembelajaran jarak jauh, kemudian permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran jarak jauh dan bagaimana agar dapat beradaptasi pada kebiasan baru melalui pembelajaran jarak jauh.
Pelaksaan Kegiatan webinar yang berlangsung selama 2 hari di waktu yang berbeda ini memiliki serangkaian acara yang tidak jauh berbeda, namun pada hari Rabu tanggal 9 Sepember 2020 pk. 08.00 WIB diawali dengan acara pembukaan, penyamapaian materi oleh 2 Narasumber dalam negeri, kemudian dilanjutkan dengan berbagi rasa dan pengalaman dalam pembelajaran daring di era kebiasaan baru dalam negeri. Kemudian, kegiatan webinar pada Sabtu, 12 September 2020 pk. 09.00 WIB, penyamapaian materi oleh 2 Narasumber luar negeri, kemudian dilanjutkan dengan berbagi rasa dan pengalaman dalam pembelajaran daring di era kebiasaan baru luar negeri.
Pelaksanaan Webinar Program Studi Pendidikan Bahasa Ingggris Fakultas Bahasa dan Seni dibuka langsung oleh Ibu Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Dr. Elva Sulastriana, M. Pd, pada akhir penyampaian acara pembukaan, beliau berpesan kita tidak boleh menyerah, harus tetap produktif dan mampu beradaptasi dalam situasi apapun termasuk dalam situasi pandemic saat ini.
Pada hari pertama, dua narasumber merupakan pemateri yang berasal dari Kampus IKIP PGRI, yaitu bapak Dr. Aunurrahman, M. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan bapak Dedi Irwan, Ph.D selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Pada kesempatan ini, bapak Dr. Aunurrahman memaparkan mengenai tantangan dan solusi pembelajaran daring Bahasa Inggris di era kebiasaan baru, beliau juga menambahkan pembelajaran Bahasa Inggris yang ideal mencakup pembelajaraan cooperative. Kemudian bapak Dedi Irwan, Ph. D menyampaikan pengembangan learning community: menjawab tantangan peningkatan kualitas sekolah dan guru di era kebiasaan baru, suksesnya suatu pembelajaran jika sekolah dan guru mampu menerapkan system aplikatif kontekstual pembelajaran bahasa inggris secara terus menerus.
Pada sesi ke dua, pada hari yang sama adalah berbagi rasa dan pengalaman dalam pembelajaran daring di era kebiasaan baru dalam negeri yang melibatkan Ibu Hesti Suarti, S.Pd, M.Sc guru Bahasa Inggris di SMAN 08 dan Ibu Diah Astriyanti, M.Pd (Kandidat Doktor UNNES) yang merupakan juga dosen Program studi Pendidikan Bahasa Inggris yang sedang melanjutkan pendidikan S3 di UNNES. Ibu Hesti menyampaikan masalah yang dihadapi seperti handphone yang tidak support seperti tidak adanya kamera, kuota, jaringan, siswa gagap teknologi, kemudian konsep belajar daring yang salah, dimana orang tua atau siswa beranggapan bahwa belajar bisa dimana saja dan kapan saja, kemudian kejujuran dan disiplin, siswa tidak jujur saat melakukan ulangan seharusnya dikerjakan sendiri tetapi malah dibantu oleh orang tua ataupun guru les. Berbeda dengan Ibu Diah yang melanjutkan pendidikan S3, beliau menyampaikan mekanisme belajar mengajar tidak berubah terlalu drastis karena sudah menerapkan proses daring 50% dan tatap muka 50%.
Pada hari kedua, bapak Assoc. Prof. A. Taufiq Asyhari, BEng (Hons), Ph. D, SMIEEE, FHEA (Birmingham City University) memaparkan mengenai pembelajaran daring Bahasa Inggris di era kebiasaan baru, pemateri menyampaikan materi dari United Kingdom, beliau juga menambahkan mengenai penerepan teknologi di dunia pendidikan pada masa pendemic. Kemudian, Ibu Ana Uswatun Khasanah, B. Cs (Attentive homeschool educator enthusiast), menyampaikan pembelajaran daring di era kebiasaan baru dari sudut pandang orang tua yang berdomisili di luar negeri yaitu United Kingdom. Beliau memaparkan perspektif dari orang tua yang tinggal di luar negeri dimana anak-anaknya sekolah di inggris, satu diantara anak beliau yang di sekolah dasar primary education merupakan sekolah wajib, proses yang berlangsung selama pandemic adalah diberikan tugas-tugas dan dikirm melalui aplikasi yang tersedia di handphone, tidak melalui whatsapp. Home schooling yang terjadi selama pandemic adalah peran penting orang tua dalam mendukung dari segi emosional. Home schooling berdampak negatif terhadap orang tua adalah orang tua tidak focus terhadap pekerjaan baik pekerjaan di rumah maupun di kantor, dan sangat berdampak negatif terjadi pada orang tua yang memiliki pemasukan di bawah rata-rata. Dilanjutkan dengan bapak Hamid Asman, M.Pd (Kandidat Doktor Queens University Belfast) yang saat ini melanjutkan pendidikan S3 di Queens University Belfast, yang berbagi rasa dan pengalaman pembelajaran daring di luar negeri. Beliau menyampaikan jika cara belajar di Belfast, mahasiswa meelaborasikan diri mereka dalam hal belajar, mahasiswa sendirilah yang meyampaikan bagaimana mereka belajar di masa pandemic dan beradaptasi pada era baru