Akselerasi Start Up Mahasiswa Indonesia
Bagi kamu yang memiliki start up, yuk daftarkan start up kamu dalam Akselerasi Start Up Mahasiswa Indonesia. Kemendikbud menyediakan dana bantuan pengembangan maksimal Rp 25.000.000 per start up bagi yang terpilih dalam Investment Readiness Bootcamp.
Cukup kirimkan pitch desk terbaik. Registrasi online dapat dilakukan maksimal tanggal 17 September pkl 23.59 WIB. Informasi selengkapnya seputar pendaftaran dan panduan dapat diakses di: https://sim-pkmi.kemdikbud.go.id.
Untuk informasi lebih lanjut
(Arya) 0878 7363 0275
(Yuna) 0815 4822 6558
Sumber : Ditjen Dikti
Beasiswa Hongkong PhD Fellowship Scheme
Bagi Dosen yang tertarik untuk menempuh jenjang S3 di luar negeri,
University Grants Committee membuka The Twelfth Round of Hong Kong PhD Fellowship Scheme (HKPFS) yang diperuntukkan bagi mahasiswa internasional yang tertarik untuk melanjutkan studi S3 pada salah satu dari delapan universitas di Hong Kong.
Adapun universitas yang tergabung dalam HKPFS, yaitu: City University of Hong Kong, Hong Kong Baptist University, Lingnan University, The Chinese University of Hong Kong, The Education University of Hong Kong, The Hong Kong Polytechnic University, The Hong Kong University of Science and Technology, dan The University of Hong Kong.
Dengan tujuan mendidik mahasiswa terbaik dari seluruh dunia, pendaftar harus menunjukkan kemampuan yang unggul dalam bidang akademik, riset, komunikasi, dan kepemimpinan.
Informasi lebih lanjut dapat diakses pada laman www.rgc.edu.hk/hkphd atau melalui surel HKPF@ugc.edu.hk.
Sumber: Ditjen Dikti
Penandatanganan MoU antara IKIP PGRI Pontianak dengan Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
Pontianak, Senin , 14 September 2020, bertempat di Rektorat IKIP PGRI Pontianak. telah dilaksanakannya penandatanganan MoU antara IKIP PGRI Pontianak dengan Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas .
Rektor IKIP PGRI Pontianak Rustam, M.Pd. Kons dalam sambutannya menyampaikan bahwa Sejak berdirinya STKIP hingga menjadi IKIP PGRI Pontianak telah berganti pimpinan sebanyak 6 kali. Dan memiliki 223 civitas dan staf menjadi 300 lebih. dalam sambutannya juga menyampaikan IKIP PGRI Pontianak memiliki 11 Program studi dan 4 fakultas.
- Fakultas P.MIPATEK menaungi 4 Program Studi yaitu : Pendidikan fisika, Pendidikan matematika, Pendidikan tik, Pendidikan biologi
- Fakultas PBS menaungi 2 Program Studi yaitu : Pendidikan bhs.inggris dan Pendidikan bhs indonesia.
- Fakultas IPPS menaungi 4 Program Studi yaitu: Bimbingan Konseling, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sejarah, PPKN
- Fakultas POK sementara menaungi 1 Program Studi yaitu: Penjaskesrek.
Rustam, M.Pd. Kons juga menyampaikan IKIP PGRI Pontianak membuka diri untuk peluang dalam kegiatan MoU ini, sehingga nantinya akan dilanjutkan dengan apa yang menjadi fokus kita bersama dalam menjalin hubungan kerjasama ini, dan segera menindak lanjuti tidak sekedar Mou bahkan yang lebih spesifik terkait dengan Tri Dharma Perguruan tinggi.
dalam kesempatan yang sama Rektor IAIS, Bpk Dr.H. Jamiat Akadol,M.Si., M.H menyampaikan kata sambutannya menyampaikan IAIS berdiri sejak tahun 2006 dengan nama STIT ( Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah), dan berubah menjadi Institut Agama Islam pada tahun 2014.
Di IAIS ada 13 Program studi dan 2 Program Studi baru tambahan ( B.Indonesia, dan Manajemen Bisnis Syariah) sehingga menjadi 15 Program Studi. ada 2 program studi pasca sarjana yaitu : Pendidikan Agama islam, dan Ekonomi syariah. Jumlah mahasiswa pasca sarjana bekisar 300-400 orang.
Selama ini IAIS sudah banyak bekerjasama dengan universitas atau institut diluar seperti Malaysia/Sarawak, dan juga Natuna. Dan sekarang ini ingin bekerjasama dengan IKIP PGRI Pontianak dalam bidang pendidikan, tukar menukar mahasiswa, atau pun Dosen, serta bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakkat. IAIS merasa masih sangat muda dalam perjalanannya merasa perlu bimbingan dari IKIP PGRI Pontianak yang sudah lebih dulu berdiri.
IAIS berharap siapa saja dari pihak IKIP dapat bekerjasama dengan IAIS, mereka mempersilahkan dengan tangan terbuka. Jurnal-jurnal IKIP bisa saling mendukung, dan diharapkan ada tindakan langsung setelah penandatangan MoU ini jadi bukan hanya sekedar simbolis / pembukaan saja.
IKIP PGRI Pontianak Membuka Kembali Peneriamaan Mahasiswa Baru Gelombang 3 tahun Akademik 2020/2021
Pontianak, Memperhatikan kebutuhan pendidikan khususnya di Kalimantan Barat, IKIP PGRI Pontianak kembali memberikan kesempatan kepada lulusan-lulusan SMA untuk mengenyam pendidikan tinggi. Oleh karena itu, bentuk perhatian tersebut IKIP PGRI Pontianak membuka Penerimaan Mahasiswa Baru Gelombang ke-3. Ayo manfaatkan kesempatan ini dari tanggal 14-30 September 2020. Daftarkan segera dengan mengakses www.spmb.upgripnk.ac.id
WEBINAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
Pontianak, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni menyelenggarakan Webinar pada Rabu 9 September 2020 dan Sabtu tanggal 12 September 2020 dengan tema Pembelajaran Bahasa Inggris di Era Kebiasaan Baru. Ada lebih dari 394 peserta mengikuti kegiatan ini, terdiri dari Dosen, Guru, Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan baik dari lingkungan kampus IKIP PGRI Pontianak maupun dari luar kampus bahkan ada beberapa peserta dari luar dearah Kalimantan Barat. Adanya kegiatan ini didasari atas keprihatinan terhadap pandemi corona yang memacu dunia pendidikan seperti mendorong lebih banyak pemanfaatan teknologi informasi dalam aktifitas pembelajaran jarak jauh, kemudian permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran jarak jauh dan bagaimana agar dapat beradaptasi pada kebiasan baru melalui pembelajaran jarak jauh.
Pelaksaan Kegiatan webinar yang berlangsung selama 2 hari di waktu yang berbeda ini memiliki serangkaian acara yang tidak jauh berbeda, namun pada hari Rabu tanggal 9 Sepember 2020 pk. 08.00 WIB diawali dengan acara pembukaan, penyamapaian materi oleh 2 Narasumber dalam negeri, kemudian dilanjutkan dengan berbagi rasa dan pengalaman dalam pembelajaran daring di era kebiasaan baru dalam negeri. Kemudian, kegiatan webinar pada Sabtu, 12 September 2020 pk. 09.00 WIB, penyamapaian materi oleh 2 Narasumber luar negeri, kemudian dilanjutkan dengan berbagi rasa dan pengalaman dalam pembelajaran daring di era kebiasaan baru luar negeri.
Pelaksanaan Webinar Program Studi Pendidikan Bahasa Ingggris Fakultas Bahasa dan Seni dibuka langsung oleh Ibu Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Dr. Elva Sulastriana, M. Pd, pada akhir penyampaian acara pembukaan, beliau berpesan kita tidak boleh menyerah, harus tetap produktif dan mampu beradaptasi dalam situasi apapun termasuk dalam situasi pandemic saat ini.
Pada hari pertama, dua narasumber merupakan pemateri yang berasal dari Kampus IKIP PGRI, yaitu bapak Dr. Aunurrahman, M. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan bapak Dedi Irwan, Ph.D selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Pada kesempatan ini, bapak Dr. Aunurrahman memaparkan mengenai tantangan dan solusi pembelajaran daring Bahasa Inggris di era kebiasaan baru, beliau juga menambahkan pembelajaran Bahasa Inggris yang ideal mencakup pembelajaraan cooperative. Kemudian bapak Dedi Irwan, Ph. D menyampaikan pengembangan learning community: menjawab tantangan peningkatan kualitas sekolah dan guru di era kebiasaan baru, suksesnya suatu pembelajaran jika sekolah dan guru mampu menerapkan system aplikatif kontekstual pembelajaran bahasa inggris secara terus menerus.
Pada sesi ke dua, pada hari yang sama adalah berbagi rasa dan pengalaman dalam pembelajaran daring di era kebiasaan baru dalam negeri yang melibatkan Ibu Hesti Suarti, S.Pd, M.Sc guru Bahasa Inggris di SMAN 08 dan Ibu Diah Astriyanti, M.Pd (Kandidat Doktor UNNES) yang merupakan juga dosen Program studi Pendidikan Bahasa Inggris yang sedang melanjutkan pendidikan S3 di UNNES. Ibu Hesti menyampaikan masalah yang dihadapi seperti handphone yang tidak support seperti tidak adanya kamera, kuota, jaringan, siswa gagap teknologi, kemudian konsep belajar daring yang salah, dimana orang tua atau siswa beranggapan bahwa belajar bisa dimana saja dan kapan saja, kemudian kejujuran dan disiplin, siswa tidak jujur saat melakukan ulangan seharusnya dikerjakan sendiri tetapi malah dibantu oleh orang tua ataupun guru les. Berbeda dengan Ibu Diah yang melanjutkan pendidikan S3, beliau menyampaikan mekanisme belajar mengajar tidak berubah terlalu drastis karena sudah menerapkan proses daring 50% dan tatap muka 50%.
Pada hari kedua, bapak Assoc. Prof. A. Taufiq Asyhari, BEng (Hons), Ph. D, SMIEEE, FHEA (Birmingham City University) memaparkan mengenai pembelajaran daring Bahasa Inggris di era kebiasaan baru, pemateri menyampaikan materi dari United Kingdom, beliau juga menambahkan mengenai penerepan teknologi di dunia pendidikan pada masa pendemic. Kemudian, Ibu Ana Uswatun Khasanah, B. Cs (Attentive homeschool educator enthusiast), menyampaikan pembelajaran daring di era kebiasaan baru dari sudut pandang orang tua yang berdomisili di luar negeri yaitu United Kingdom. Beliau memaparkan perspektif dari orang tua yang tinggal di luar negeri dimana anak-anaknya sekolah di inggris, satu diantara anak beliau yang di sekolah dasar primary education merupakan sekolah wajib, proses yang berlangsung selama pandemic adalah diberikan tugas-tugas dan dikirm melalui aplikasi yang tersedia di handphone, tidak melalui whatsapp. Home schooling yang terjadi selama pandemic adalah peran penting orang tua dalam mendukung dari segi emosional. Home schooling berdampak negatif terhadap orang tua adalah orang tua tidak focus terhadap pekerjaan baik pekerjaan di rumah maupun di kantor, dan sangat berdampak negatif terjadi pada orang tua yang memiliki pemasukan di bawah rata-rata. Dilanjutkan dengan bapak Hamid Asman, M.Pd (Kandidat Doktor Queens University Belfast) yang saat ini melanjutkan pendidikan S3 di Queens University Belfast, yang berbagi rasa dan pengalaman pembelajaran daring di luar negeri. Beliau menyampaikan jika cara belajar di Belfast, mahasiswa meelaborasikan diri mereka dalam hal belajar, mahasiswa sendirilah yang meyampaikan bagaimana mereka belajar di masa pandemic dan beradaptasi pada era baru